-
Hubungan kita dengan Tuhan Yesus digambarkan seperti seorang pria dengan tunangannya, yang kelak akan bersatu dalam pernikahan Anak Domba.
1. Tuhan melamar kita
-
Kita adalah tunangan Kristus! (2 Kor 11: 2)
-
Yoh 14: 1-4 “ perikop ini mengacu pada proses dari pertunangan hingga menjadi pernikahan.
-
Tradisi pernikahan Yahudi
-
Si pria datang bersama orang tuanya ke rumah si wanita untuk melamar.
-
Kedua belah pihak orang tua kemudian mulai ber-negosiasi tentang mas-kawin.
-
Setelah sepakat tentang mas-kawin, si pria akan menuangkan anggur, kemudian disodorkan kepada si wanita.
-
Jika si wanita mau meminumnya, artinya lamaran diterima.
-
Setelah si wanita bersedia, dia menutup dirinya bagi pria lain dan menutup wajahnya dengan cadar.
-
Si pria akan kembali pulang dan bekerja. Hasil kerjanya untuk membangun sebuah rumah atau kamar di lingkungan rumah orang tuanya.
-
Selama membangun, secara berkala si pria mengirimkan banyak hal kepada tunangannya, supaya si wanita bisa siap dan punya gaun pengantin yang terbaik.
-
Ayah si pria mengawasi pekerjaan anaknya. Saat dia melihat ruangan yang dibangun anaknya sudah siap, barulah tanggal pernikahan ditetapkan.
-
Jam pernikahan tidak pernah jelas, karena prosesi perjalanan dari rumah pria ke rumah wanita tidak pasti lamanya.
-
-
Dalam perjamuan terakhir Yesus mengambil roti dan memecahkannya, dan berkata bahwa itu tubuh-Nya yang diserahkan bagi kita (Luk 22:9b). Ini bentuk lamaran Tuhan kepada kita, dan mas-kawin-nya berupa diriNya sendiri. Saat kita makan, kita jadi tubuh Tuhan.
-
Setelah makan Tuhan membagikan cawan berisi anggur kepada murid-muridNya dan berkata bahwa itu adalahdarah-Nya (Luk 22: 20b). Dengan menerima dan meminum anggur itu, kita menyatakan bahwa kita menerima lamaran Tuhan, dan mulai saat itu kita jadi kekasih Tuhan.
-
Setiap kali kita melakukan perjamuan kudus, kita mengingat akan kekasih kita: Yesus.
-
Dalam peristiwa di lembah raja: Melkisedek menyongsong Abraham. Abraham makan roti dan anggur sebagai tanda menerima lamaran Tuhan El-Elyon.
-
Yesus memperbaharui perjanjian lembah raja dengan tubuh dan darahNya sendiri.
-
Yesus pergi kepada Bapa untuk mempersiapkan rumah bagi kita. Bagian kita memberikan bahan bangunannya: pengampunan, ketaatan, kekudusan, kesabaran, kerendahan-hati, kejujuran, cinta, hati, kasih, kedewasaan, korban, buah-buah Roh.
-
Di sisi lain selama di dunia Tuhan men-suplay hidup kita dengan semua berkat jasmani dan rohani, penyertaan Roh Kudus, Firman yang memberi makan manusia roh kita, untuk mendandani kita sehingga kita siap menjadi mempelainya.
-
Yesus lahir sebagai anak tukang kayu sebagai gambaran bahwa saat Dia naik ke Surga, Dia mampu membangun rumah bagi setiap kita.
-
Anjuran: berdoa minta supaya Tuhan tunjukkan rumah kita di Surga.
2. Tuhan mendandani kita (Mat 6: 28-30)
-
Kata pakaian di ayat 28a artinya pakaian luar atau jubah.
-
Jubah adalah simbol status. Bagi kaum miskin jubah juga berfungsi sebagai selimut.
-
Tuhan membandingkan jubah kita dengan kemegahan Salomo, maka yang Tuhan maksud bukan jubah biasa, tapi jubah simbol status.
-
Tuhan ingin mendandani kita (Mat 6: 30)
-
Kata mendandani juga mempunyai arti menanam modal.
-
Tuhan mendandani kita bukan untuk memanjakan, tapi untuk ber-investasi.
-
Tuhan investasikan:
-
Urapan “ apakah akan memuliakan Tuhan atau membuat ego-nya berkembang ?
-
Berkat “ apakah saat diberikan kita jadi lebih cinta Tuhan, lebih cinta jiwa-jiwa, memberkati banyak orang, atau justru menjadi orang yang vulgar dan bermewah-mewah.
-
-
Tuhan akan memastikan bahwa apapun yang Dia nantinya berikan pada kita, akan membuat kita jadi indah dan ajaib – bukan sebaliknya.
-
Tuhan mau investasi-Nya kembali untuk kemuliaan Tuhan, untuk orang lain diberkati, dan kita tetap tidak terikat harta.
-
Saat Tuhan mendandani kita, selalu dengarkan Roh Kudus, sehingga kita bisa bersikap sesuai selera Tuhan.