Perjanjian Nuh (Petrus Agung)

 

  • Perjanjian Nuh berkata bahwa kita luput dari bencana, dan juga masuk dalam pengangkatan (Kej 8: 21-22)

 

Bagian kita dalam perjanjian Nuh:

1. Hidup bergaul dengan Tuhan (Kej 6: 9, Yoh 15:15 )

  • Seseorang akan terima pengangkatan jika bergaul karib dengan Tuhan


2. Ketaatan, terutama untuk hal yang belum terlihat
(Ibr 11: 7)

  • Sesuatu yang belum kelihatan bahasa lainnya adalah profetik.

  • Nuh melakukan sesuatu untuk hal yang belum kelihatan. Bahtera selama ini belajar melakukan hal-hal yang profetik.

  • Seluruh perjanjian lama adalah profetis, karena perjanjian lama adalah bayang-bayang (shadow), sementara perjanjian baru adalah riil/ nyata (substance).

  • Gereja tidak pernah membuang perjanjian lama.


3. Pemberita Kebenaran
(2Ptr 2 : 5)

  • Nuh dijuluki sebagai pemberita kebenaran.

  • Pemberita kebenaran tidak sekedar menginjil, tapi seperti seseorang yang membawa mandat khusus dari raja, dan punya otoritas untuk memaksa pendengar melakukannya.

  • Contoh: kisah Tuan rumah pesta yang memerintahkan hamba-hambanya untuk memaksa orang-orang miskin, sakit dan lumpuh untuk masuk, karena rumah Tuhan harus penuh.

  • Kita harus menjadi proklamator kebenaran. Kita hanya ingin melihat kerajaan Tuhan ditegakkan, kebenaran dinyatakan, dan jiwa-jiwa diselamatkan.


4. Ada persembahan yang harum
(Kej 8: 21a)

  • Istilah “harum” bukan berarti sesuatu yang membangkitkan selera makan. Tetapi artinya menenangkan, membuat nyaman.

  • Kegelisahan terbesar Tuhan adalah jika umatNya binasa karena dosa.

  • Yang membuat Tuhan tenang dan nyaman adalah saat anak-anakNya hidup berdamai dengan Dia, yaitu pertobatan di hidup kita.

  • Contoh: Kisah anak yang hilang. Selama si bungsu pergi, si ayah gelisah dan menunggu anaknya pulang.

  • Hati Tuhan akan tenang jika hidup kita selalu mau berbalik pada Tuhan, bertanya pada Tuhan apa yang tidak tepat dalam hidup kita, tidak mencari alasan dan pembenaran diri.

  • Sikap yang membuat Tuhan sedih: saat Roh Kudus mengingatkan dosa kita, kita malah berbantah, memberontak, mencari pembenaran diri, tak bisa ditegur.

  • Persembahan terbaik adalah pertobatan kita: minta ampun untuk semua kesalahan dan kebodohan di hidup kita.

 

Dalam perjanjian Nuh, semua persyaratan yang Tuhan minta sudah dipenuhi tanpa disadari.

  • Karena bagian kita sudah kita lakukan, maka kita punya hak yang sah atas perjanjian Nuh.

  • Maka kita bisa mendeklarasikan: tidak ada bencana atas bangsa-hidup-keluarga-pribadi kita; dan ada jaminan pengangkatan.

 

Yang didapat dari perjanjian Nuh:

  • Nuh diluputkan dari bencana

  • Nuh menerima pengangkatan.

  • Mat 24: 37-42

    • Makan dalam ayat 38 adalah gelojoh, makan berlebihan.

    • Minum dalam ayat 38 adalah minum-minuman keras.

    • Kawin-mengawinkan dalam ayat 38 adalah mengumbar hawa nafsu, free-sex.

  • Jangan sampai terjadi saat Tuhan datang kita tidak tahu apa-apa, kemudian tertinggal.


Peringatan dari hidup Nuh

1. Jangan mabuk dengan berkat Tuhan

  • Begitu Nuh selesai dengan kisah air bah, dia jadi petani kebun anggur, lalu mabuk hingga telanjang.

  • Jika Tuhan memberkati kita, jangan mabuk dengan hal-hal duniawi.

  • Berkat Tuhan yang diberikan kepada kita bukan untuk berfoya-foya semau kita, atau untuk memuaskan kedagingan kita.


2. Posisi kita bisa digeser jika respon hati kita salah (Kej 9: 20-29)

  • Alkitab menyebut urutan anak-anak Nuh: Sem-Ham-Yafet. Artinya Ham adalah anak ke-2. Tapi di ayat 24 disebutkan Ham anak bungsu.

    • Karena peristiwa di perikop di atas, Ham digeser jadi bungsu.

    • Para ahli Alkitab memperkirakan bahwa Ham memanggil anak bungsunya: Kanaan, melihat kelemahan Nuh.

    • Sem dan Yafet tidak mau melihat kelemahan ayahnya, memutuskan menutupi kelemahannya.

    • Setelah Nuh sadar, dan tahu yang terjadi: Ham dan keturunannya dikutuk, Sem dan Yafet diberkati.

  • Naik dan turunnya hidup kita ditentukan oleh respon hati kita, terutama saat muncul kelemahan dan ke-tidak-berdaya-an dari pemimpin kita.

  • Saat Elia akan diangkat ke Surga, nabi-nabi di berbagai kota mengucapkan perpisahan, tapi tidak ada yang ikut kecuali Elisa. Ini karena mereka pernah melihat Elia ketakutan saat diancam Izebel.

  • Jangan biasakan mentertawakan dan menghina pemimpin kita : baik rohani maupun jasmani.

  • Dunia sering merusak hati kita, dan kita jangan ikut-ikutan.

  • Perjanjian Nuh harus diikuti sikap hati yang benar. Pilihan terbaik adalah cara Ham dan Yafet: tidak melihat dan mengumbar kelemahan dari pemimpin.

You may also like

Leave a comment