Become a Real Family (Afshin Javid)

Luk 15: 11-32 “ Kisah anak yang hilang.

  • Luk 15: 13 – Si ayah tetap memperlakukan anaknya dengan baik seperti sebelum si bungsu meminta warisannya. Hati sang ayah tidak berubah.

  • Sang ayah harus pergi keluar rumah untuk menyongsong si bungsu dan membawanya masuk. Sang ayah juga harus keluar rumah untuk menemui si sulung dan mengajaknya masuk.

  • Luk 15: 31-32 “ Sang ayah ingin kedua anaknya tahu bahwa warisan yang ingin dia tinggalkan bukanlah tanah, ternak, tetapi adiknya, yaitu keluarga. Warisan terbesar kita adalah keluarga.

  • Sang ayah tidak mencari saat si bungsu meninggalkan rumah, karena itu bukan tugasnya, tapi tugas seorang saudara.

  • Setiap keluarga yang percaya Tuhan otomatis adalah gereja. Tetapi tidak semua gereja merasa, berperilaku, mengasihi, menerima seperti keluarga.

  • Yesus adalah putra sulung, dan si bungsu adalah Adam. Dengan makan buah pengetahuan, maka Adam mengambil warisannya: mendapatkan dunia, tapi kehilangan kehadiran Ayahnya.

  • Yesus terpisah dari Bapa, korbankan segalanya, supaya kita dipertemukan kembali pada Bapa.

  • Yesus rela kehilangan segala-galanya supaya saudaraNya bisa pulang. Apakah kita punya hati yang sama terhadap saudara-saudara kita?

  • Untuk memanggil Bapa, kita harus memperlakukan anak Tuhan lain sebagai saudara:

    • Saudara tidak saling menyimpan dendam.

    • Saudara saling mengetahui kelemahan masing-masing.

    • Saudara saling membela.

    • Saudara bertumbuh bersama-sama.

    • Saudara tidak terpisah.

    • Saudara saling menghibur dan menguatkan yang lemah.

    • Saudara mengorbankan reputasi supaya saudara lain yang sakit bisa disembuhkan.

 

  • Dalam gereja, gembala kita adalah ayah yang Bapa surgawi berikan bagi kita.

  • Gembala kita tidak sempurna, tapi jika kita menghakimi dia, kita jadi tanpa bapa (fatherless).

  • Saat kita menghakimi seseorang, kita akan kehilangan memutuskan hubungan/ relasi

  • Saat kita menghakimi ayah kita, maka akan lebih mudah bagi kita untuk menghakimi saudara, pasangan, anak, tetangga, kota, negara, dunia.

  • Yesus tidak datang untuk menghakimi dunia, tapi untuk melayani dan membawa kasih.

  • Saat kita menghakimi, kita tidak lagi membawa Injil. Tapi justru menjadi seperti si penuduh yang mendakwa dan menghakimi setiap orang lain.

  • Kita harus rela untuk menjadi satu keluarga. Karena untuk menjadi keluarga yang sejati kita harus punya kemurahan, kasih, dan penerimaan yang besar.

  • Keluarga sejati bisa berkembang secara jumlah. Jika kita bukan keluarga yang sejati, maka gereja hanyalah sebuah klub yang tidak bisa bertahan lama, karena akan menjadi bisnis.

  • Gereja tidak menjadi bisnis karena gembalanya.

    • Gembala adalah menciptakan suatu atmosfir yang memungkinkan kita lahir.

    • Gembala menyediakan kesempatan-kesempatan supaya kita bisa menjadi sebuah keluarga.

    • Tapi untuk menjadi sebuah keluarga adalah pilihan jemaat.

 

  • Gereja-gereja menjadi bisnis karena orang-orang yang hadir di gereja tidak rela menjadi sebuah keluarga.

  • Jika jemaat yang hadir di gereja rela menjadi satu keluarga, maka segalanya akan berubah seketika:

    • Kuasa kerajaan datang

    • Kemuliaan Tuhan tampak

    • Kehendak Bapa terjadi

  • Jika di awal kita tidak menjadi sebuah keluarga, maka kita tidak bisa berharap nama Tuhan dipermuliakan.

  • Kita tidak bisa memuliakan Bapa jika kita bertarung satu-sama lain.

  • Di saat kita berkata “Bapa kami”, artinya kita membuang semua kutuk, kemarahan, dan penghakiman terhadap saudara kita.

 

You may also like

Leave a comment