Melatih Diri (Victor Purnomo)

  • Ada target/ tujuan Tuhan dalam hidup kita: menghasilkan buah kebenaran, dan tujuannya memberikan damai dalam hidup kita (Ibr 12:11).

  • Ganjaran = chastening = Ïαιδεία = paideia(G3809)= training dan edukasi/ pendidikan.

  • Tuhan sedang men-training dan mendidik kita, supaya dalam hidup kita muncul buah kebenaran dan kedamaian, mengubah kebodohan menjadi kepintaran.

  • Semua orang bisa menjadi cerdas, jika mengijinkan Tuhan mendidik dia.

  • Dilatih = exercised = γυμνάζω = gumnazoÌ„ (G1128) = orang yang berolah raga kebugaran untuk membentuk tubuhnya jadi besar dan kuat.

  • Gereja harus punya orang-orang yang kuat. Jika tidak, maka kekuatannya hanya untuk mengurusi urusan-urusan pribadi, dan tidak bisa berbuat sesuatu yang besar buat Tuhan.

  • Jika kekuatan kita besar, kita akan bisa mengatasi masalah-masalah pribadi, dan masih punya cukup cadangan kekuatan untuk berbuat sesuatu bagi Tuhan.

  • Jika hanya menghadapi hal-hal mudah dalam hidup, kita tidak akan punya kekuatan. Saat kita hadapi situasi sukar dan tidak mungkin, itu saat Tuhan bisa banyak bekerja dalam hidup kita.

  • Jika semua jalan buntu, Tuhan sediakan 1 pintu terakhir: pintu iman. Saat kita percaya, kita akan lihat pintu itu, maka semua yang tidak mungkin akan tercipta dan jadi ada.

  • Hak 3:1-4 “ Tuhan sengaja ingin melatih orang-orang Israel, dengan jalan meninggalkan suku-suku kecil, sehingga orang Israel bisa berlatih berperang dan kuat.

  • Sejak Daud diurapi Samuel, ada destiny baru bagi Daud: jadi raja Israel. Tapi Tuhan harus latih Daud. Jika Daud tidak pernah masuk pelatihan Tuhan, dia tidak pernah jadi apapun.

  • Dalam hidup kita ada destiny yang hebat dan besar. Jika hanya kita pegang, maka tidak akan pernah jadi. Supaya destiny itu jadi, maka kita perlu berlatih.

    • Destiny jadi dokter yang hebat – tapi tidak pernah kuliah- destiny tidak akan pernah jadi.

    • Destiny kita jadi konglomerat, tapi tidak pernah belajar bisnis, maka tidak akan pernah jadi.

 

  • Pelatihan Tuhan bagi Daud sebelum mencapai destinynya:

  1. Jadi pelayan Saul (1Sam 16: 21)

    • Dari gembala, Daud jadi pelayan Saul, masuk istana, dan dikasihi.

    • Hari ke hari Daud melihat kerja Saul: makan, mengatur strategi perang, membuat keputusan, mengatur kerajaan, dst.

    • Jika tidak melewati training ini, Daud tidak akan tahu bagaimana bersikap sebagai raja, dan bertindak hanya sebagai gembala.

 

  1. Jadi tentara/ prajurit (1Sam 18: 5a)

    • Daud keluar dari istana, pergi berperang, menjadi tentara. Tentara yang maju perang tidak tahu apakah dia akan bisa pulang hidup atau tidak.

    • Saat menghadapi musuh, Daud belajar bertindak cepat, memutuskan dengan cepat, ber-reaksi cepat terhadap serangan lawan, ketepatannya dilatih, instingnya dilatih.

 

  1. Jadi pemimpin pasukan (1Sam 18: 5b)

    • Daud diangkat jadi kepala pasukan yang mengatur strategi.

    • Daud bukan lagi berpikir bagaimana menyelamatkan diri sendiri, tapi bagaimana sebuah anggota pasukan yang dipimpinnya menang, dan semua pulang dengan selamat.

    • Mengatur manusia lebih sulit daripada mengatur benda-benda.

 

  1. Jadi kepala pasukan 1000 (1Sam 18: 13a)

    • Daud jadi penentu nasib negara: hancur atau menang. Level tanggung-jawabnya dinaikkan.

    • Jika Daud hanya pemain harpa atau gembala, dia tidak tahu strategi perang, dan tidak bisa berbuat banyak.

    • Hasil pelatihan: Daud tahu cara hidup di istana, tahu berperang, dan tahu cara mengatur strategi perang.

 

  1. Ujian hati.

    • Saul memberikan anaknya untuk jadi istri Daud, tapi dengan tujuan adalah membunuh Daud: meminta mas-kawin 100 kulit khatan orang Filistin.

    • Daud tahu rencana jahat dan kelicikan Saul, tapi Daud tetap lakukan dengan tulus.

    • Kita harus punya hati yang tulus, karena ketulusan selalu menang atas kelicikan.

 

  1. Dikejar-kejar Saul

    • Saul iri, mengejar, dan hendak membunuh Daud. Pelatihan ini untuk melatih Daud menjadi cerdik, dan bisa meloloskan diri dari berbagai kondisi dan jebakan lawan.

    • Bahkan beberapa kali Daud mendapat kesempatan membunuh Saul, tapi tidak dilakukan.

 

  • Training ada masa berakhirnya. Jika Tuhan lihat bahwa pelatihannya sudah cukup, maka akhirnya Daud dinobatkan menjadi raja Israel, sesuai destiny-nya.

  • Training : beaten until black and blue. Latihan kita harus sampai menyakitkan, mencapai batas kemampuan, dan badan jadi tidak enak, baru bisa mendapatkan kekuatan dan hasil terbaik.

  • Setiap kali kita menghadapi yang tidak enak, itu akan memperkuat dan memperbesar roh kita.

  • Di tempat terlemah kita, jika mau dilatih dan meminta Tuhan latih kita, maka kita bisa menang !

  • Sebelum kita mendapat hati yang baru, kita tidak bisa melihat pintu iman yang tidak pernah tertutup!

  • Minta hati yang baru, sehingga kita bisa lihat semua tujuan Tuhan dari setiap pelatihan kita !

You may also like

Leave a comment