Ripple Factor (Tommy Barnet)

  • Di dalam kehidupan banyak orang hidup itu tidak ada artinya, tidak ada tujuan, tidak ada aturan, tidak ada yang benar atau salah karena semuanya relatif.

  • Orang yang muncul dari kehampaan (nothing), dan menuju kehampaan (nothing), maka semua yang ada di antaranya juga hampa (nothing)

  • Kita bisa hanyut mengalir seperti bulu ditiup angin jika kita mau. Tapi Firman Tuhan berkata bahwa kita tidak bisa main-main dan lari dari hukum konsekuensi-nya.

  • Orang-orang yang terperangkap dalam kecanduan merasa bisa keluar dengan kekuatannya sendiri. Tapi ternyata semakin terperangkap. Hanya saat mereka mengangkat tangan kepada Tuhan, barulah Tuhan menolong merekan dengan kuasaNya.

  • Kita punya pilihan untuk hidup sesuai kehendak kita sendiri; atau kita memilih meletakkan hidup kita di tangan Sang Pembuat destiny, maka Dia akan buat perbedaan dalam hidup kita.

  • Saat ps Barnet memutuskan meletakkan hidupnya kepada Tuhan, Tuhan membawanya beralih dari “whatever” menjadi “whereever“.

  • Tuhanlah yang melakukan semua hal besar bagi kita (Yer 29: 11)

  • Kita adalah karya agung (masterpiece) Allah (Ef 2: 10, NLT). Setelah lahir baru di dalam Tuhan Yesus, kita mampu melakukan hal-hal baik yang sudah ditanamkan Tuhan di dalam kita.

  • Ada satu hal yang bisa kita lakukan secara lebih baik daripada seluruh orang di dunia. Jika kita tidak melakukannya, orang lain tidak bisa melakukan sebaik jika kita yang melakukannya.

  • Tuhan punya rencana bagi hidup kita, dan Dia ingin memberi kita kehidupan yang menakjubkan dan penuh petualangan.

  • Saat kita meletakkan hidup di tangan si Pembuat destiny, maka Allah akan memimpin kita ke dalam petualangan yang tidak pernah kita bayangkan.

  • Survey terhadap orang-orang berusia sekitar 95 tahun: Jika anda boleh ulangi hidup anda lagi, apa yang akan anda lakukan?, hasilnya:

    • Mereka akan lebih banyak refleksi (reflect more): lebih melambat, menikmati setiap moment lebih lagi, menikmati keindahan alam lebih lagi, menimang cucu lebih lagi.

    • Mereka akan lebih banyak mengambil resiko (risk more): melihat kehidupan sebagai sebuah petualangan, hidup di tapal batas.

    • Mereka akan menjalani hidup seolah-olah kita tetap hidup setelah kita mati.

  • Kita bisa memulai dari sekarang: lebih banyak mengambil resiko, melakukan hal-hal yang berarti dan bernilai, menggunakan dan memanfaatkan hidup yang hanya satu-satunya.

  • Saat masuk ke dalam kolam renang, kita harus menceburkan seluruh tubuh kita, sehingga membuat gelombang (riple). Jika tidak ada tepi kolam, maka gelombang itu akan terus menjalar dalam jangka waktu lama.

  • Tuhan ingin kita gunakan hidup kita supaya berdampak hingga waktu yang lama.

  • Peristiwa 911 di Amerika mengajarkan bahwa kehidupan itu berharga, tidak bisa diperkirakan, dan sangat singkat.

  • Letakkan hidup kita pada si Pembuat destiny dan membuat satu ceburan yang dahsyat, lalu gelombangnya mencapai seluruh dunia.

  • Mekanisme kerja yang dari Tuhan: satu jiwa menyentuh jiwa yang lain, dan jiwa itu menyentuh jiwa yang lain lagi, bahkan lama setelah kita meninggal pun riak dan dampaknya tetap ada.

  • Jangan kehilangan kesempatan untuk hidup. Karena saat kita serahkan kepada Tuhan, kita justru akan selamat dan benar-benar hidup.

  • Pilihan di tangan kita: hidup seperti bulu ditiup angin; atau meletakkan hidup kita di tangan si Pembuat destiny, dan kita bisa membuat gelombang.

 


Petrus Agung

  • Segala sesuatu diciptakan dengan tujuan dan sifat tertentu.

  • Manusia diciptakan sebagai mahluk yang punya destiny/ tujuan Ilahi.

  • Manusia yang tidak punya tujuan artinya mengingkari talenta dan tujuan hidup yang sudah Tuhan berikan.

  • Saat kita punya target, kita bisa lebih fokus dalam mengerjakan segala sesuatu.

 

You may also like

Leave a comment