admin

The FIRST NOEL

Live Drama | Christmas Carol
Candle Light | Photobooth
.
24 Desember 2016
pk 18.30 di HOLY STADIUM
Jalan Arteri Utara, Kompleks Grand Marina
Semarang

Yang Begini Belum Pernah Kita Lihat (Yosea Christiono)

  • Semakin kenal Tuhan hidup harusnya semakin sederhana, bukan semakin rumit. Jika jadi lebih rumit, kemungkinan kita tambah menjauh dari Tuhan (Mat 11: 28-30)

  • Yesus mengajar di rumah, orang-orang begitu antusias mendengarkan Yesus mengajar, rumah itu penuh (Mrk 2: 1-2)

  • Saat kita suka terhadap pengajaran seseorang, kita menantikan dia berbicara. Karena setiap kali orang ini berbicara, ada sesuatu yang disingkapkan.

  • Mrk 4: 1-2a  Tanpa sound system, orang datang dan ingin dengar Yesus. Orang yang ingin mendapat sesuatu, mereka diam dan mendengarkan.

  • Ul 6: 6-9, 20-21  Orang tua diperintahkan untuk mengajar Firman pada anak-anaknya di manapun. Artinya orang-orang Israel sudah biasa diajari tentang Tuhan sejak dari kecil.

  • Bapa di surga memilih orang tua yang tepat untuk membesarkan Yesus: Yusuf dan Maria. Tuhan tidak sembarangan memilih, anak adalah kepercayaan Tuhan kepada kita.

  • Orang-orang mencari Yesus karena perkataanNya berkuasa (Mrk 1: 21-22)

  • Pengajaran Yesus penuh kuasa, artinya:

    • Yesus mengajar dengan pengurapan Roh Kudus. Orang yang diurapi bisa berbicara dengan tenang, tapi perkataannya bisa masuk hingga mendalam.

    • Yesus menguasai materi dengan sempurna.

    • Yesus tidak hanya bercerita, tapi di dalamnya ada dorongan dan motivasi. Pengajaran Yesus tidak hanya sampai di pikiran, tapi masuk hingga mengobarkan hati.

    • Yesus mengajar dengan penuh semangat dan penuh iman. Pengajaran yang berkuasa memadamkan kemarahan yang di dalam, menyembuhkan sakit hati yang di dalam.

 

  • Mrk 2: 3-5  Yesus melihat iman yang di dalam mereka, dari perkataan dan perbuatan mereka.

  • Iman selalu bicara yang di depan yang Tuhan kerjakan, tidak bicara yang di belakang.

  • Yak 2: 14-18, Ef 1: 15-16  Iman bisa terdengar dari tindakan iman yang dilakukan, kasih bisa terdengar dari dan tindakan kasih yang dilakukan.

  • Iman kita bisa membawa orang lain ke Tuhan (Mrk 2: 6-12)

  • Mrk 2: 11-12 – Di dalam pengampunan ada kesembuhan, mujizat, dan pemulihan.

  • Yang begini belum pernah kita lihat: Yesus mengajar dengan penuh kuasa, membawa sesuatu yang baru, yang berbeda dari sebelumnya, yang membuat hidup lebih bersemangat.

  • Di dalam Tuhan berikan anugerah yang baru setiap pagi. Jatah kita adalah mau diubah. Jika kita tidak mau diubah, maka tidak akan ada yang baru (Rat 3: 22-25)

  • Saat kita berkata kasih setia Tuhan tak berkesudahan, artinya kita akan menerima sesuatu yang baru dari Tuhan.

  • Jika setiap hari kita makan firman, pujian dan penyembahan, maka kita akan bisa mendengar Tuhan dengan lebih baik.

  • Jika kita lebih suka memberi makan emosi-pikiran-perasaan, mengembangkan impian dan keinginan pribadi, tanpa memberi makan roh tentang Tuhan, maka jiwa yang lebih kuat bicara

 

Berkenalan dengan Markus Sang Forerunner (Bambang Budiyanto)

  • Markus tidak termasuk rasul, tapi dia menceritakan bahwa dia menyertai Yesus saat ditangkap (Mrk 14: 51-52)

  • Kis 15: 37-39  Markus membuat Paulus dan Barnabas berpisah. Markus merasa bersalah, lalu pergi ke Roma, dan menjadi murid Petrus (1Ptr 5: 13)

  • Banyak cerita di Injil Yohanes melaporkan peran penting dan menonjol pada Petrus.

  • Tapi Injil Markus (yang di-diktekan Petrus) justru menunjukkan 7 kesalahan Petrus saat mengikut Yesus:

    1. Petrus bodoh, tidak mengerti pengajaran Yesus (Mrk 7: 18)

    2. Petrus dipanggil iblis oleh Yesus (Mrk 8: 33)

    3. Petrus bicara tanpa Berfikir (Mrk 9: 5-6)

    4. Petrus sok pahlawan (Mrk 14: 29)

    5. Petrus diminta untuk doa, tapi ketiduran (Mrk 14: 7)

    6. Petrus lari meninggalkan Yesus seorang diri (Mrk 14: 50)

    7. Petrus menyangkal Yesus 3x karena seorang budak kecil wanita, bukan tentara Roma (Mrk 14: 68-71)

 

  • Tuhan bisa pulihkan Petrus, Tuhan juga bisa pulihkan Markus. Petrus mengorbankan reputasinya untuk membangun Markus dan generasinya.

  • Mrk 1: 2-3  Markus memulai injilnya dengan bercerita tentang Yohanes Pembabtis. Ayat 2 dikutip dari Maleakhi 3: 1 dan Maleakhi 4: 5-6. Ayat 3 dikutip dari Yesaya 40: 3-5

  • Sebelum Yesus datang pertama dan kedua kalinya, Tuhan akan mencurahkan lagi roh Elia, yang akan memulihkan keluarga. Yesus menunjuk Yohanes Pembabtis sebagai “Elia” tersebut.

  • Luk 7: 38  Yesus berkata bahwa Yohanes Pembabtis adalah yang terbesar. Padahal Yohanes Pembabtis tidak pernah melakukan mujizat besar.

  • Yohanes Pembabtis berkhotbah, orang-orang datang padanya, hati mereka berbalik, bertobat, lalu dibabtis. Mujizat terbesar adalah membuat orang berdosa bertobat.

  • Hanya ada 1 kejadian di PL dimana 1 bangsa bertobat, yaitu saat Elia menang terhadap nabi-nabi Baal di atas gn Karmel.

 

Jika roh Elia turun atas kita seperti pada Yohanes, apakah tugas kita?

  1. Menemukan dan Membangun Pemimpin – Pemimpin Masa Depan, Pilar-pilar Kerajaan (Yoh 1: 35). Diperkirakan 6 murid pertama pernah di mentor oleh Yohanes Pembabtis.

  2. Merubah, melunakkan, mentransformasi hati orang banyak (masyarakat)

  3. Menyuarakan kebenaran di tengah masyarakat, apapun resikonya “ courage


Setelah kisah Yohanes Pembabtis, ada 3 perikop

  1. Di Sinagoga – gambaran gereja Mrk 1: 21 – Yesus masuk ke Bait Allah, melepaskan banyak orang dari penyakit.

  1. Di rumah Petrus – gambaran MK – Mrk 1: 29 – Yesus sembuhkan ibu mertua Petrus, lalu orang-orang membawa orang-orang sakit untuk Yesus sembuhkan.

  1. Di jalan  di market place Mrk 1: 38-40. Kita dipakai Tuhan dimanapun, tidak hanya di gereja atau di MK.

 

  • Masing-masing kita bisa mempercepat Tuhan datang, yaitu saat kita menyuarakan kebenaran, menyiapkan hati masyarakat, mempersiapkan pemimpin-pemimpin masa depan.

  • Saat Yesus datang, hanya ada 1 Elia. Tapi di akhir jaman akan ada ratusan bahkan ribuan Elia yang memulihkan banyak keluarga.

Aku Datang untuk Melayani (Tina Agung Purnomo)

  • Mrk 1: 1  Markus ingin memberitakan kabar baik yang berbeda, sesuatu pengumuman yang besar. Memproklamirkan bahwa kabar baik itu hanya 1, yaitu Injil Yesus Kristus.

  • Markus banyak menceritakan tindakan Yesus, dan tempat-tempat yang dikunjungiNya.

  • Gaya bahasanya mudah, injil Markus ditujukan pada orang non-Yahudi, karena berkali-kali Markus menjelaskan adat-istiadat orang Yahudi.

  • Inti Injil Markus : Yesus hadir untuk melayani, bukan dilayani (Mrk 10: 43-45)

  • Melayani: melakukan sesuatu, bukan pasif.

Mengenal Yohanes Markus (John Mark)

  • Yohanes adalah nama Yahudi, Markus adalah nama Latin. Ini berarti Markus seorang Yahudi yang ada kaitan/ koneksi dengan pemerintah Romawi.

  • Kis 12: 12-17  Petrus dipenjara. Dengan ajaib Tuhan bebaskan, dan Petrus langsung menuju rumah Yohanes Markus.

  • Para ahli memperkirakan bahwa rumah Markus adalah:

    • Tempat berkumpul jemaat perjanjian baru (Kis 12: 12-17)

    • Tempat bersekutu setelah Yesus terangkat ke Surga, menunggu datangnya Roh Kudus

    • Tempat perjamuan terakhir yang lengkap dan tersedia

  • Kol 4: 10  Markus adalah keponakan Barnabas, teman sepelayanan Paulus.

  • Kis 12: 25  Barnabas membawa Markus masuk ke pelayanan

  • Kis 13: 5  Markus ikut Paulus dan Barnabas sebagai pembantu.

  • Kis 13: 13  Markus meninggalkan pelayanan. Kemungkinan karena tidak siap menghadapi beratnya pelayanan, karena latar belakangnya dari keluarga kaya.

  • Kis 15: 37-39  Saat Barnabas mau membawa Markus lagi, Paulus menolak. Akibatnya Barnabas berpisah dari Paulus. Barnabas tetap membawa Markus.

  • Flm 1: 23-24  Beberapa tahun kemudian Markus jadi teman sekerja Paulus.

  • 2Tim 4: 11  Di surat terakhirnya Paulus bahkan minta Markus supaya datang, karena pelayanan Markus sangat berharga bagi Paulus.

  • 1Ptr 5: 13  Pelayanan Markus juga penting bagi Petrus, bahkan dianggap sebagai anaknya sendiri.

  • Markus menulis karena diperintahkan oleh Petrus. Maka api Petrus terasa di Injil Markus.

  • Anak muda di taman Getsemani yang lari dengan telanjang diperkirakan adalah Markus (Mrk 14: 51-52)

  • Jangan menilai pribadi seseorang, karena kita tidak tahu bagaimana Tuhan bisa merubahnya kelak.

  • Pelayanan adalah salah satu cara untuk tetap bertumbuh di dalam Tuhan. Selain itu, pelayanan akan jadi kenangan yang indah bagi kita di waktu yang akan datang.

  • Yoh 4: 34  Makanan kita adalah melakukan kehendak Bapa, artinya melayani. Saat berhenti makan, kita akan mati. Saat berhenti melayani, rohani kita akan berhenti bertumbuh.

  • Lakukan pelayanan, walau kecil dan tidak dilihat manusia, tapi Tuhan melihat. Kita bisa melakukan banyak hal.

Expiry Date (Tina Astari)

  • Roh Kudus adalah penghubung antara manusia dengan surga: membuat kita bisa mengerti isi hati Tuhan, mengerti kehendak Tuhan bagi anak-anakNya.

  • Selama hidup di dunia, selalu ada masalah, problem dan kesulitan. Tapi setiap masalah ada kadaluarsa-nya (expiry date). Jika tidak menang di masa itu, maka harus mengulang lagi.

  • Saat menunggu segala problem selesai, yang harus kita lakukan: mencari kerajaan Allah. (Mat 6: 33) Saat kita mencari kerajaan Allah, kita pasti menemukan Tuhan.

    • Cari: berusaha mendapatkan-menemukan-memperolah. Artinya tidak diam.

    • Kerajaan Allah: pemerintahan Allah, Allah sebagai raja, dilaksanakan di surga dan di bumi

    • Di dalam kerajaan ada tatanan, ada aturan, ada hukum-hukum.

  • Jika hukum-hukum di Alkitab dikerjakan oleh siapapun- maka hasilnya akan sama, tidak perduli apakah itu jemaat maupun hamba Tuhan.

  • Gaya mencari Tuhan berbeda-beda bagi setiap orang:

  • Tuhan tunggu hingga jiwa kita tenang. Karena saat tidak tenang, tidak bisa menangkap Firman yang disampaikan.

  • Kol 3: 1-2  Perkara di atas: Firman Tuhan.

  • Yes 55: 6  Kita adalah anak-anak Tuhan, cari Tuhan, karena Tuhan bisa dan mau ditemui.

  • Luk 11: 9-10  Tuhan mau kita mencari Dia, karena saat mencari Dia, kita akan fokus.

  • All truth is paralel – Morris Cerullo. Jasmani dan rohani itu paralel. Apa yang kita dapatkan secara rohani di kamar doa, akan kita dapat di alam jasmani.

  • Manusia sering terbalik: ingin diberkati secara jasmani, cari hanya jasmani. Seharusnya cari yang rohani lebih dulu.

  • 3Yoh 1: 2 Jika jiwa kita limpah, berkat materi juga limpah di hidup kita.

  • Firman harus limpah dan kuat dalam hidup kita. Jika ada terobosan di alam rohani, Tuhan dengan mudah mencurahkan berkat jasmani.

  • Jangan cari berkatnya, cari pemberi berkatnya.

  • Tuhan selalu mengerjakan sesuatu dalam hidup kita, jika kita lulus, Tuhan selalu sediakan bonusnya.

  • Kej 32: 7  Yakub ketakutan dan sesak hati.

  • Kej 32: 22-32  Pergumulan Yakub dengan Allah: seorang diri

  • Dalam MK boleh minta dukungan doa rekan-rekan MK, tapi pergumulan iman kita sendiri-sendiri dengan Tuhan. Pergumulan sendiri dengan Tuhan selalu membuat kita kuat.

  • Dari pergumulan dengan Tuhan, Yakub yang karakter aslinya buruk (penipu), namanya diubah jadi Israel, artinya tidak ada lagi kepalsuan di dalamnya (Yoh 1: 47).

  • Kej 32: 31  Kita harus berbeda dengan dunia, sehingga orang melihat bagaimana Tuhan mengubah karakter masa lalu kita menjadi karakter yang baru.

  • Tanda kita menang dari pergumulan: kita bisa menyaksikan pertolongan Tuhan kepada orang-orang lain.

 

Gaya Hidup Yesus (Yosea Christiono)

  • Setiap orang membutuhkan figur yang baik untuk dicontoh.

  • Tuhan menyelamatkan kita dengan harapan supaya kita menjadi anak-anak Allah yang berkarakter seperti Dia

  • Pertumbuhan pribadi kita harus mengarah menjadi seperti Yesus. Yesus harus jadi pola hidup.

  • Tuhan Yesus mempunyai gaya hidup tertentu, dan kita wajib hidup seperti Kristus telah hidup. (1 Yoh 2: 3-6)

  • Kita adalah manusia batiniah, bertumbuh setiap hari dalam pembacaan dan perenungan FT, doa, pelayanan, dll. Maka harus ada perubahan: buah-buah Roh jadi bagian karakter kita.

  • Semakin kuat hal-hal Ilahi dalam hidup kita, maka tanpa sadar kita sudah meninggalkan hal-hal daging.

 


1. Yesus tahu tujuan hidupNya, dan mengerjakannya dengan cinta (Yoh 4: 34)

 

  • Tujuan hidup Yesus: melakukan kehendak Bapa dengan kasih dan cinta. Ini membuat Yesus bisa menghadapi sesulit apapun yang terjadi.

  • Memiliki tujuan hidup yang konkrit itu penting. Karena membuat kita bisa melihat kemungkinan hambatan yang ada, merancang strategi untuk mencapainya, ada sesuatu yang dikejar.

 


2. Yesus tumbuh dan hidup dalam sebuah keluarga (Luk 2: 49-52)

 

  • Yesus menikmati semua proses hidupnya, tahu tujuan hidupNya kelak, tapi tetap bertumbuh-dibentuk-menundukkan diri kepada Yusuf dan Maria, dan tinggal dalam asuhan mereka.

  • Tidak ada tempat yang lebih baik selain di keluarga, karena di sana ada penerimaan dari orang-tua dan saudara.

  • Jika kita tidak punya keluarga yang ideal, masih ada Bapa di surga yang bisa menggantikan orang-tua kita.

  • Keluarga yang gagal tidak boleh jadi alasan untuk menyalahkan orang lain, menyalahkan hidup kita, mundur, lalu tidak berbuat apa-apa.

 


3. Yesus menjalani hidupNya dengan kuasa (Mat 9: 4-8)

 

  • Setelah lahir baru dan terima babtisan Roh Kudus, maka ada kuasa Tuhan di dalam kita.

  • Hidup dalam kuasa Tuhan: tidak ada ketakutan dan kekuatiran, percaya Tuhan sertai, tidak mudah terpuruk karena keadaan, tahu cara meng-aplikasikan Firman dalam berbagai situasi.

  • Kuasa Tuhan harus dipraktekkan: doa kesembuhan, doa pelepasan, mengusir setan, dll. Jika tidak dicoba praktek, tidak akan pernah bisa.

 

4. Yesus bergaul dengan semua level orang, termasuk orang berdosa (Mat 9: 9-12)

 

  • Jika iman kita tidak kuat, lalu kita bergaul dengan orang berdosa, kita akan ikut berdosa.

  • Jika kita taat pada kebenaran, kita akan tahu batas: kapan berbicara, kapan berhenti, tidak takut terpengaruh keburukan orang lain.

  • Kita perlu bergaul sebagai jembatan hubungan, sehingga saat kita harus masuk untuk melayani, ada pintu terbuka.

  • Apakah kita membangun jembatan, atau memutuskan jembatan dengan semua orang?

 


5. Yesus konfrontasi dengan roh agamawi (Mat 9: 14-17)

 

  • Taurat membuat kita mengerti arti dosa, karena larangan membuat kita mengerti pelanggaran. Yesus menggenapkan dan menyempurnakan pengajaran Taurat.

  • Saat seseorang menuntut orang lain menurut Taurat, Yesus muncul dengan bahasa anugerah.

  • Beranikah ber-konfrontasi dengan roh agamawi di sekitar kita?

  • Kita harus berdoa karena percaya pada penyertaan Tuhan, bukan karena takut.

  • Konfrontasi hanya dilakukan pada: orang yang bertanya pada kita, dan orang-orang di bawah kita: pasangan, anak-anak, jiwa-jiwa yang kita gembalakan.

  • Mari meniru manusia batiniah Yesus, jangan hanya penampilan luarnya

 


6. Yesus mengajar dengan sederhana (Luk 12: 1-2)

 

  • Yesus mengajar dengan sederhana: benih, pohon, buah, ragi, domba, kasut, jubah, ikan, semua yang dikenal dan dijumpai orang banyak sehari-hari.

  • Jika harus menjelaskan sesuatu, usahakan supaya menjelaskan secara sederhana, sesuai kebutuhan. Penjelasan kita harus membuat kita semakin cinta Tuhan, bukan semakin muak.

 


7. Tuhan meng-kloning-kan diriNya kepada murid-muridNya (Luk 10: 1-3, 17-20)

 

  • Tuhan meng-kloning diriNya, mengajari dan melatih murid-muridNya untuk melakukan seperti yang Yesus lakukan.

  • Bagikan hidup kita dalam Tuhan kepada orang-orang lain, sehingga mereka juga mengalami Tuhan.

Gaya Hidup Yesus (Yosea D Christiono)

  • Setiap orang membutuhkan figur yang baik untuk dicontoh.

  • Tuhan menyelamatkan kita dengan harapan supaya kita menjadi anak-anak Allah yang berkarakter seperti Dia

  • Pertumbuhan pribadi kita harus mengarah menjadi seperti Yesus. Yesus harus jadi pola hidup.

  • Tuhan Yesus mempunyai gaya hidup tertentu, dan kita wajib hidup seperti Kristus telah hidup. (1 Yoh 2: 3-6)

  • Kita adalah manusia batiniah, bertumbuh setiap hari dalam pembacaan dan perenungan FT, doa, pelayanan, dll. Maka harus ada perubahan: buah-buah Roh jadi bagian karakter kita.

  • Semakin kuat hal-hal Ilahi dalam hidup kita, maka tanpa sadar kita sudah meninggalkan hal-hal daging.


1. Yesus tahu tujuan hidupNya, dan mengerjakannya dengan cinta (Yoh 4: 34)

  • Tujuan hidup Yesus: melakukan kehendak Bapa dengan kasih dan cinta. Ini membuat Yesus bisa menghadapi sesulit apapun yang terjadi.

  • Memiliki tujuan hidup yang konkrit itu penting. Karena membuat kita bisa melihat kemungkinan hambatan yang ada, merancang strategi untuk mencapainya, ada sesuatu yang dikejar.


2. Yesus tumbuh dan hidup dalam sebuah keluarga (Luk 2: 49-52)

  • Yesus menikmati semua proses hidupnya, tahu tujuan hidupNya kelak, tapi tetap bertumbuh-dibentuk-menundukkan diri kepada Yusuf dan Maria, dan tinggal dalam asuhan mereka.

  • Tidak ada tempat yang lebih baik selain di keluarga, karena di sana ada penerimaan dari orang-tua dan saudara.

  • Jika kita tidak punya keluarga yang ideal, masih ada Bapa di surga yang bisa menggantikan orang-tua kita.

  • Keluarga yang gagal tidak boleh jadi alasan untuk menyalahkan orang lain, menyalahkan hidup kita, mundur, lalu tidak berbuat apa-apa.


3. Yesus menjalani hidupNya dengan kuasa (Mat 9: 4-8)

  • Setelah lahir baru dan terima babtisan Roh Kudus, maka ada kuasa Tuhan di dalam kita.

  • Hidup dalam kuasa Tuhan: tidak ada ketakutan dan kekuatiran, percaya Tuhan sertai, tidak mudah terpuruk karena keadaan, tahu cara meng-aplikasikan Firman dalam berbagai situasi.

  • Kuasa Tuhan harus dipraktekkan: doa kesembuhan, doa pelepasan, mengusir setan, dll. Jika tidak dicoba praktek, tidak akan pernah bisa.

 

4. Yesus bergaul dengan semua level orang, termasuk orang berdosa (Mat 9: 9-12)

  • Jika iman kita tidak kuat, lalu kita bergaul dengan orang berdosa, kita akan ikut berdosa.

  • Jika kita taat pada kebenaran, kita akan tahu batas: kapan berbicara, kapan berhenti, tidak takut terpengaruh keburukan orang lain.

  • Kita perlu bergaul sebagai jembatan hubungan, sehingga saat kita harus masuk untuk melayani, ada pintu terbuka.

  • Apakah kita membangun jembatan, atau memutuskan jembatan dengan semua orang?


5. Yesus konfrontasi dengan roh agamawi (Mat 9: 14-17)

  • Taurat membuat kita mengerti arti dosa, karena larangan membuat kita mengerti pelanggaran. Yesus menggenapkan dan menyempurnakan pengajaran Taurat.

  • Saat seseorang menuntut orang lain menurut Taurat, Yesus muncul dengan bahasa anugerah.

  • Beranikah ber-konfrontasi dengan roh agamawi di sekitar kita?

  • Kita harus berdoa karena percaya pada penyertaan Tuhan, bukan karena takut.

  • Konfrontasi hanya dilakukan pada: orang yang bertanya pada kita, dan orang-orang di bawah kita: pasangan, anak-anak, jiwa-jiwa yang kita gembalakan.

  • Mari meniru manusia batiniah Yesus, jangan hanya penampilan luarnya


6. Yesus mengajar dengan sederhana (Luk 12: 1-2)

  • Yesus mengajar dengan sederhana: benih, pohon, buah, ragi, domba, kasut, jubah, ikan, semua yang dikenal dan dijumpai orang banyak sehari-hari.

  • Jika harus menjelaskan sesuatu, usahakan supaya menjelaskan secara sederhana, sesuai kebutuhan. Penjelasan kita harus membuat kita semakin cinta Tuhan, bukan semakin muak.


7. Tuhan meng-kloning-kan diriNya kepada murid-muridNya (Luk 10: 1-3, 17-20)

  • Tuhan meng-kloning diriNya, mengajari dan melatih murid-muridNya untuk melakukan seperti yang Yesus lakukan.

  • Bagikan hidup kita dalam Tuhan kepada orang-orang lain, sehingga mereka juga mengalami Tuhan.

 

Pondasi Keluarga (Philip Mantofa)

  • Gereja yang berhasil dimulai dari hubungan yang berhasil.

  • Orang pertama yang Tuhan percayakan pada kita bukan orang-orang dalam pekerjaan atau pelayanan kita, tapi keluarga kita.

  • Kita boleh dan seharusnya penuh pewahyuan, karunia, perkara surgawi, dll. Tapi tetap harus menapak di bumi, Artinya ada kehidupan nyata yang harus dikelola.

  • Setiap anak Tuhan harus menjaga keseimbangan antara karunia-pelayanan-karir dengan keluarga.

  • 1Kor 13: 13 “ Saat iman mulai mengorbankan kasih, maka terjadi salah prioritas.

  • Iman bekerja melalui kasih. Seorang yang beriman luar biasa, tapi hidup kasihnya runtuh/ rapuh, maka di mata Tuhan pelayanannya tidak dengan segenap hati.

  • Meninggalkan keluarga untuk pelayanan adalah iman tanpa kasih, atau iman yang mengorbankan kasih (1Kor 13: 1-3)

  • Sistem upah Allah adalah kasih, seberapa kita mengasihi orang lain (Mat 25: 31-46).

  • Cermin yang menunjukkan apakah kita hidup dalam kasih adalah orang-orang di sekitar kita, yaitu keluarga: istri dan anak-anak kita.

  • Kelak Tuhan tidak menanyakan pencapaian-pencapaian kita, karena yang melepaskan, menyembuhkan, memberkati adalah nama Yesus, artinya Tuhan sendiri yang melakukan.

  • Kita harus belajar mengasihi, sehingga kita bisa lulus ujian kasih. Iman tidak perlu diuji, karena iman sekecil biji sesawi bisa memindahkan gunung.

  • Tipuan iblis: Manusia mengejar sukses sedemikian sehingga keluarganya tidak bisa menikmati, bahkan justru kehilangan.

  • Jika tidak bisa menikmati keluarga saat kekurangan, saat sukses juga tetap tak akan bisa menikmati.

  • Sukses, mujizat, lawatan Tuhan, pencapaian, jemaat berkembang, semua adalah bonus. Tapi yang utama: sudahkah belajar mengasihi dan sukses mengasihi. Takarannya keluarga kita.

  • Jangan letakkan status dan identitas di atas keberhasilan karir dan pelayanan, tapi takaran kesuksesan adalah keluarga inti. Utamakan keluarga lebih dari pelayanan-pekerjaan-karir

  • Gembala yang sehat mengatur prioritasnya: 1. Tuhan Yesus; 2. Keluarga; 3. Pelayanan/ pekerjaan.

  • Kasih dan usia manusia terbatas. Manusia tidak mampu memberikan kasih agape kepada semua orang, maka harus profesional mengelola kasih, sehingga bisa mengerjakan visi Bapa.

  • Saat hubungan keluarga sehat, maka gereja sehat.

  • Salah satu fungsi urapan Tuhan di hidup kita: membuat pengelihatan akan posisi tiap-tiap orang di hidup kita menjadi jelas, sehingga kita bertindak bijaksana

  • Mengelola kasih membuat kita lebih mudah mengambil keputusan.

  • Di pelayanan atau pekerjaan kita hanyalah salah satu yang bisa mengerjakan, tapi di keluarga kita adalah satu-satunya ayah atau ibu bagi anak-anak.

 

Mengapa kita harus mengelola kasih

1. Tidak semua orang punya nilai yang sama dalam hidup kita.

  • Jangan diputar balik: orang yang harusnya jadi VIP di hidup kita, malah tidak mendapat prioritas

  • Yesus punya prioritas: Ada lingkaran kepercayaan yang terdiri dari 70 murid, 12 rasul, 3 murid (inner-circle), dan Yohanes (murid terkasih). Di luar 3 lingkaran ini adalah lingkaran pengaruh.

  • Kasih terhadap “lingkaran pengaruh” tidak boleh lebih besar dari kasih terhadap “lingkaran kepercayaan”

  • Pusat kehidupan kita: Yesus. Yesus yang memerintah dalam pernikahan, dalam rumah-tangga, dalam pelayanan, dalam pekerjaan, dll.

  • Lingkaran kedua adalah hanya bagi pasangan hidup, tidak boleh ada orang ke-3, termasuk anak, orang-tua, apalagi teman  seberapapun rohani atau ber-karunia-nya orang itu.

  • Saat orang lain masuk ke lingkaran kedua, maka pernikahan akan jadi renggang.

  • Warisan paling berharga bagi anak: pernikahan orang-tua yang bahagia, karena jiwanya utuh.

  • Suami-istri adalah satu tubuh. Keputusan tentang hal-hal di luar keluarga, harus berdasar kesepakatan suami-istri.

  • Cara memasukkan orang lain ke dalam lingkaran kedua adalah dengan menceritakan masalah rumah-tangga kepada orang lain, terutama lawan jenis.

 

2. Agar kita mengerti cara meresponi setiap orang.

  • Jika kita mengerti prioritas, maka kita bisa menolak orang lain tanpa harus merasa bersalah.

  • Saat kita berkata ya pada sesuatu, artinya kita sedang berkata tidak untuk hal lain: ada pilihan antara keluarga dan pelayanan, ada pilihan antara tidur/ istirahat dan kegiatan.

  • Untuk suatu alasan yang tepat, kadang kita perlu berkata TIDAK

  • Hidup selalu dilema, maka Tuhan memberi kita kuasa untuk mengambil keputusan. Salah satu buah Roh adalah penguasaan diri, ini adalah kunci di tangan kita.

  • Antara pelayanan dan keluarga keduanya baik, keduanya untuk Tuhan dan menyenangkan Tuhan. Tapi harus dipilih. Kadang harus utamakan pelayanan, kadang harus keluarga.


3. Supaya akhirnya kita bisa menyelesaikan pekerjaan Bapa dalam hidup kita.

  • Yesus Maha Kuasa, tapi tahu batasan-batasan pelayananNya.

  • Kesuksesan bukanlah seberapa banyak uang kita, tapi seberapa banyak kasih yang kita curahkan dalam hati orang-orang yang mencintai kita.

  • Jangan berusaha melakukan segala sesuatu, lakukan hanya yang Tuhan gariskan bagi kita

 

Fondasi Gereja (Philip Mantofa)

  • Tuhan merancang segala sesuatu yang terjadi (baik dan buruk) sebagai batu loncatan untuk mencapai yang lebih tinggi, asal kita tetap berkomitmen mengasihi Dia (Rm 8: 28)

  • Kita harus keras dan radikal terhadap daging dan terhadap setan. Keras terhadap daging contohnya: dengan iman mengampuni yang menyalahi, memberkati yang mengutuki, dll

  • Orang percaya, minimal adalah orang yang optimis. Tapi standart iman: radikal, artinya selalu melihat peluang, tidak pernah melihat kejadian apapun sebagai pukulan.

  • Otoritas tertinggi orang percaya adalah Alkitab, bukan pada pesan atau pengalaman pembicara.


Menjadi Mitra-Mitra Allah (Gal 6: 1-18)

  • Jika Tuhan pakai kita, sadari bahwa semua hanya tentang Yesus, manusia hanya petugas sementara. Akan ada waktunya masa kita berlalu, dan digantikan oleh orang lain.

  • Menjadi mitra Roh Kudus diawali dengan komitmen untuk melayani. Roh Kudus tidak bermitra dengan jemaat pasif atau komentator.

  • Tuhan mau kita mempersembahkan hidup kita. Saat kita mempersembahkan hidup kita, Tuhan mulai membuat kita peduli terhadap keadaan orang lain.

  • Motivasi dan visi melayani jangan untuk mencari berkat, tapi menjadi berkat. Melayani dengan motivasi yang salah membuat Roh Kudus meninggalkan kita.

  • Dalam pemberitaan Firman, pemberi dan penerima sama-sama mendapat berkat ROHANI. Menabur dalam roh, maka menuai dalam roh (Gal 6: 6-8)

  • Mitra Allah mendapat berkat Allah, punya kepercayaan diri bahwa berkat Tuhan mengejarnya, bukan mencari berkat.

  • Goncangan (sakit, bencana, dll) adalah saat yang paling tepat untuk meng-koreksi prioritas.

  • Tujuan gereja seharusnya: memberi atmosfir rohani yang murni. Bonusnya: pertambahan jiwa-jiwa, berkat materi, kuasa dan mujizat, hikmat dan pewahyuan.

  • Jika mau berbuat baik, lakukan pada orang yang terbawah. Tuhan mau kita beri perhatian lebih kepada mereka yang kurang diperhatikan.

  • Jangan pernah mengidolakan, bahkan mendewakan hamba Tuhan atau public figur.

  • Hukum rohani: tidak bisa seseorang berjalan sendiri dalam mengikut Tuhan, harus ada orang lain: 5 jawatan, pemimpin-pemimpin kelompok sel, dll. Semua pemimpin berasal dari Allah.

  • Jemaat jangan sekedar mengikuti pemimpin, tapi juga harus perhatikan pengajaran-visi-misi mereka, apakah sesuai dengan yang Tuhan ajarkan.

  • Ikuti pemimpin rohani yang:

    1. Hidupnya moderat: sehat, sesuai pertumbuhan, bertanggung-jawab atas yang ditangani.

    2. Pengajarannya seimbang: Antara roh dan kebenaran harus seimbang. Pengelihatan dan nubuatan harus tetap ada, pengajaran Firman Tuhan harus kuat.

    3. Reputasi tidak bercacat cela. Bukan berarti hidupnya sempurna, tapi tidak ada skandal.

 

  • Gal 6: 16-18 “damai sejahtera” adalah untuk hal spiritual, “rahmat” adalah untuk hal jasmani: tambah gedung, tambah satelit, jemaat dipromosi dalam pekerjaannya, mujizat, dll.

  • Harus dilahirkan orang-orang yang tidak hanya tahu alam roh, tapi juga berkarunia dan memiliki urapan.

  • Urapan Roh Kudus tidak bisa dipelajari metodenya. Pembicara bisa meng-impartasikan, tapi tergantung seberapa seseorang haus dan lapar sehingga bisa menerimanya.