Fondasi Gereja (Philip Mantofa)

  • Tuhan merancang segala sesuatu yang terjadi (baik dan buruk) sebagai batu loncatan untuk mencapai yang lebih tinggi, asal kita tetap berkomitmen mengasihi Dia (Rm 8: 28)

  • Kita harus keras dan radikal terhadap daging dan terhadap setan. Keras terhadap daging contohnya: dengan iman mengampuni yang menyalahi, memberkati yang mengutuki, dll

  • Orang percaya, minimal adalah orang yang optimis. Tapi standart iman: radikal, artinya selalu melihat peluang, tidak pernah melihat kejadian apapun sebagai pukulan.

  • Otoritas tertinggi orang percaya adalah Alkitab, bukan pada pesan atau pengalaman pembicara.


Menjadi Mitra-Mitra Allah (Gal 6: 1-18)

  • Jika Tuhan pakai kita, sadari bahwa semua hanya tentang Yesus, manusia hanya petugas sementara. Akan ada waktunya masa kita berlalu, dan digantikan oleh orang lain.

  • Menjadi mitra Roh Kudus diawali dengan komitmen untuk melayani. Roh Kudus tidak bermitra dengan jemaat pasif atau komentator.

  • Tuhan mau kita mempersembahkan hidup kita. Saat kita mempersembahkan hidup kita, Tuhan mulai membuat kita peduli terhadap keadaan orang lain.

  • Motivasi dan visi melayani jangan untuk mencari berkat, tapi menjadi berkat. Melayani dengan motivasi yang salah membuat Roh Kudus meninggalkan kita.

  • Dalam pemberitaan Firman, pemberi dan penerima sama-sama mendapat berkat ROHANI. Menabur dalam roh, maka menuai dalam roh (Gal 6: 6-8)

  • Mitra Allah mendapat berkat Allah, punya kepercayaan diri bahwa berkat Tuhan mengejarnya, bukan mencari berkat.

  • Goncangan (sakit, bencana, dll) adalah saat yang paling tepat untuk meng-koreksi prioritas.

  • Tujuan gereja seharusnya: memberi atmosfir rohani yang murni. Bonusnya: pertambahan jiwa-jiwa, berkat materi, kuasa dan mujizat, hikmat dan pewahyuan.

  • Jika mau berbuat baik, lakukan pada orang yang terbawah. Tuhan mau kita beri perhatian lebih kepada mereka yang kurang diperhatikan.

  • Jangan pernah mengidolakan, bahkan mendewakan hamba Tuhan atau public figur.

  • Hukum rohani: tidak bisa seseorang berjalan sendiri dalam mengikut Tuhan, harus ada orang lain: 5 jawatan, pemimpin-pemimpin kelompok sel, dll. Semua pemimpin berasal dari Allah.

  • Jemaat jangan sekedar mengikuti pemimpin, tapi juga harus perhatikan pengajaran-visi-misi mereka, apakah sesuai dengan yang Tuhan ajarkan.

  • Ikuti pemimpin rohani yang:

    1. Hidupnya moderat: sehat, sesuai pertumbuhan, bertanggung-jawab atas yang ditangani.

    2. Pengajarannya seimbang: Antara roh dan kebenaran harus seimbang. Pengelihatan dan nubuatan harus tetap ada, pengajaran Firman Tuhan harus kuat.

    3. Reputasi tidak bercacat cela. Bukan berarti hidupnya sempurna, tapi tidak ada skandal.

 

  • Gal 6: 16-18 “damai sejahtera” adalah untuk hal spiritual, “rahmat” adalah untuk hal jasmani: tambah gedung, tambah satelit, jemaat dipromosi dalam pekerjaannya, mujizat, dll.

  • Harus dilahirkan orang-orang yang tidak hanya tahu alam roh, tapi juga berkarunia dan memiliki urapan.

  • Urapan Roh Kudus tidak bisa dipelajari metodenya. Pembicara bisa meng-impartasikan, tapi tergantung seberapa seseorang haus dan lapar sehingga bisa menerimanya.

 

You may also like

Leave a comment