Kis 3: 1-10 “ Hal-hal yang bisa dipelajari dari perikop di atas
1. Datang ke tempat ibadah dengan hati yang hanya tertuju pada Tuhan.
- 
Di antara semua orang yang datang ke bait Allah, ada orang yang setiap hari datang ke Bait Allah bukan untuk menyembah Tuhan, tapi untuk meminta-minta kepada manusia yang lain. 
- 
Di gerbang Nikanor ada 15 tangga yang melambangkan Mzm 120-134, yaitu nyanyian ziarah. Di setiap 1 tangga dinyanyikan 1 mazmur, melambangkan naik dari satu level ke next level. 
- 
Saat kita datang ke rumah Tuhan, jangan pikirkan hal lain selain Tuhan, karena Dialah segalanya. Tuhan jauh lebih besar dari kebutuhan kita sehari-hari. 
- 
Kesembuhan pengemis itu nilainya jauh labih besar dari semua penghasilan yang pernah diperolehnya. 
- 
Orang yang mengerjakan sesuatu tanpa pengertian akan jadi masalah 
- 
Mari ikut Tuhan segenap hati, datang bukan hanya untuk kebutuhan materi di dunia. 
- 
Semua di dunia hanya sementara, tidak bisa dibandingkan dengan kekekalan bersama Tuhan 
2. Datang ke Tuhan dengan membawa sesuatu untuk kemuliaan namaNya.
- 
Orang datang ke bait Allah membawa persembahan, tapi pengemis ini datang untuk minta uang. 
- 
Mari datang ke Tuhan dengan membawa sesuatu untuk kemuliaan namaNya 
- 
Mentalitas yang harus diubah: beribadah dengan tujuan hanya untuk mencari keuntungan dan berkat uang. Tidak ada orang tua yang bangga jika anaknya datang hanya jika butuh uang. 
- 
Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” (Kis 20: 35c) 
- 
Walaupun dalam keterbatasan materi, kita tetap bisa memilih dan memutuskan untuk memberi 
- 
Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, (Luk 16: 9a) 
- 
Semua yang Tuhan beri kepada kita bisa digunakan untuk membebat, membalut, dan memberkati saudara-saudara kita. 
- 
Hati manusia banyak menyimpan sesuatu, dan ini yang menjadi dasar bagi seseorang untuk membuat pernyataan tertentu. 
3. Kenali orang-orang di sekitar kita! Perhatikan dengan siapa kita berteman.
- 
Alkitab menceritakan beberapa kisah tentang orang yang sakit dan teman-temannya: - 
Si sakit yang mempunyai teman-teman terbaik: orang lumpuh yang teman-temannya menggotongnya untuk bertemu Yesus, sehingga dia disembuhkan. 
- 
Orang lumpuh di kisah ini nasibnya peringkat no 2: teman-temannya mendukungnya untuk mengemis. Mereka seperti mendukung kelumpuhan si sakit. 
- 
Yang paling tidak beruntung: orang yang 38 tahun menunggu air bergolak di kolam Betesda, dan selama itu tidak ada yang menolongnya untuk masuk ke air. 
 
- 
- 
Ada teman-teman yang bisa menjadi masalah: saat kita sakit hati, mereka mendukung dan menimpali, bahkan memanas-manasi, tapi tidak dibawa pada Yesus. 
- 
Kenali orang-orang di sekitar kita! Perhatikan dengan siapa kita berteman. 
- 
Orang-orang yang mudah jadi favorit adalah mereka yang mendukung pendapat kita, sepakat dengan masalah dan sakit hati kita. 
- 
Walau tidak punya siapapun, kita tetap punya Tuhan Yesus yang selalu ada bagi hidup kita 
4. Jadilah pengelola (steward) atas semua kepercayaan Tuhan
- 
Kis 3: 6a “ Arti perkataan Petrus: Petrus tidak mempunya nikel/ uang yang di dalam/ bawah otoritasnya. Sikap Petrus ini disebut stewardship (pengelola). 
- 
Petrus sebenarnya punya uang, karena jemaat memberi persembahan secara luar-biasa: menjual rumah, tanah, dll. Tapi semua uang itu di luar otoritas Petrus. 
- 
Hidup kita adalah steward/ pengelola dari semua yang Tuhan percayakan kepada kita. 
- 
Banyak orang dengan kebutuhan, tapi kita harus selalu menunggu arahan Roh Kudus tentang hal apa yang harus dilakukan. 
5. Tuhan punya takaran yang besar untuk membuat murid-muridNya hidup secara berbeda.
- 
Jawaban Petrus sebenarnya berlebihan (emas dan perak tidak ada padaku), dan bisa menyinggung perasaan, padahal si pengemis hanya butuh 1 keping uang. 
- 
Tuhan tidak bisa berbicara recehan kepada para murid-muridNya. 
- 
Orang yang berjalan dalam kehendak Tuhan, dan melakukan apa yang Tuhan perintahkan, bekal-nya adalah emas dan perak. 
- 
Saat kita melakukan tugas Tuhan, standart-nya bukan recehan, tapi emas dan perak. 
- 
Tuhan tidak pernah berlebihan. Tuhan punya takaran untuk membuat murid-muridNya hidup secara berbeda. 
