Cinta yang Agresif (Petrus Agung)
-
Perumpamaan anak yg hilang – ada cinta yang agresif dari Bapa pada kita.
-
Bapa tahu gestur, cara berjalan, dan cara hidup kita.
-
Bapa tidak menunggu anaknya datang, tidak sekedar berjalan, tapi berlari, kemudian memeluk dan menciumi anaknya dengan penuh passion.
-
Bapa mengirim Yesus, anakNya yang tunggal untuk mati dan bangkit bagi manusia, bukan karena doa dan permohonan manusia, tapi inisiatif Tuhan, karena kasihNya begitu besar.
-
Dalam kehidupan kita, jangan pernah pergi dan lepas dari cinta Bapa
-
Tuhan bisa memberi keinginan terdalam hati kita.
-
Kasih Bapa agresif, tidak sekedar menunggu dengan pasif. Bapa tahu semua kondisi kita.
-
Tuhan ingin duduk, dan tatap mata kita dan berkata: “tidakkah kamu tahu bahwa kamu anakKu? Dan semua yang Aku miliki, juga milikmu”.
-
Kita jadi anak Bapa karena Tuhan yang pilih kita.
-
Kasih Bapa yang agresif itu ingin menarik hidup kita menuju level yang Tuhan inginkan: menikmati berkat dan karunia Tuhan.
-
Biarkan kasih yang agresif dari Bapa itu berlari pada kita, memeluk erat dan mencium kita dengan cintaNya, karena Dia Tuhan yang mau pelihara hidup kita.
-
2000 tahun lalu Bapa beri Yesus pada kita, supaya kita juga jadi anakNya.
-
Tuhan dengan berbagai cara berkali-kali mengunjungi kita, mengetuk pintu hidup kita. Saat kita membuka hati kita, Tuhan akan menyatakan diriNya sebagai Bapa yang mencintai kita.
-
Yesus mati dan bangkit bagi kita, supaya kita diselamatkan.