Pelita di Hadapan Tuhan (Petrus Agung)
-
1 Raj 11: 36 “ Kata yang digunakan untuk kata “keturunan” adalah pelita. Di hadapan Tuhan, keturunan kita adalah seperti pelita.
-
2 Sam 21: 17 “ Frase “keturunan Israel” juga diterjemahkan sebagai “pelita Israel”. Dalam perikop ini yang dikatakan sebagai pelita adalah Daud sendiri.
-
Jika orang tua adalah pelita di hadapan Tuhan, maka keturunan kita seharusnya juga jadi pelita di hadapan Tuhan.
-
Warisan rohani dari orang tua jasmani dan rohani itu nyata.
-
Kita perlu mewarisi semua yang terbaik yang Tuhan berikan sejak Abraham hingga Tuhan Yesus, karena kita masuk pohon keluarga Yesus.
-
Jika kita lakukan segala sesuatu dengan benar di hadapan Tuhan, maka berkat yang didapat bukan hanya untuk kita, tapi untuk keturunan kita.
-
Anak-anak yang sejak kecil mengenal Tuhan akan mengerti bagaimana melayani dan bekerja bagi Tuhan, dan Roh Tuhan akan menuntun mereka pada destiny mereka.
-
Pengenalan akan Tuhan bisa diwariskan pada generasi berikutnya
-
Arahkan anak-anak ikut kebaktian sekolah minggu, sehingga warisan rohani dari gereja juga masuk ke hidup anak-anak.
-
Warisan hanya bisa terjadi jika ada relasi/ hubungan antara yang mewarisi dengan yang mewariskan. Jika hubungan terputus atau terganggu, maka warisan itu terhenti.
-
Sejarah gereja mencatat tidak ada gereja yang jadi besar jika dimulai dengan hati yang berontak-pahit-marah-permusuhan, karena itu seperti mewariskan sesuatu yang beracun.
-
Apsintus adalah roh kepahitan, jika ada di hati akan menyebabkan semua yang dikatakan pahit. Kepahitan seperti sianida rohani: mematikan rohani dalam waktu singkat.
-
Jika kita melayani sebagai hamba Tuhan, tapi anak-anak kita tidak tertarik ikut pelayanan, maka ada sesuatu yang salah dengan keluarga itu, walaupun kelihatannya baik.
-
Anak-anak hamba Tuhan yang tidak mau terlibat pelayanan karena ada kepahitan. Mungkin ada tindakan atau perkataan orang tua di rumah yang menyakiti hati anak-anak.
-
Jika kita melayani Tuhan dengan antusias, semua anak akan ingin ikut melayani Tuhan.
-
Akar untuk menyelesaikan banyak hal: mendengar suara Tuhan, bukan emosi atau pikiran kita
-
Suara Tuhan harus jadi hal yang terpenting dalam hidup kita.
-
Kemampuan mendengar suara Tuhan bisa di-transferkan, bisa didoakan oleh yang memiliki kepada yang belum memiliki.
-
Jika kita punya anak-anak yang mendengar suara Tuhan, sebelum kita alami sesuatu, Tuhan bisa gerakkan anak-anak untuk mendoakan, sehingga ada intervensi Tuhan dalam hidup kita.
-
Semua suara Tuhan ujungnya adalah berkat.
-
Untuk mendengar suara Tuhan, dan berjumpa dengan Tuhan, diperlukan ketenangan di dalam hati, dan ada penundukan diri.