Musuh Terbesar (Petrus Agung)
-
Mat 16: 13-20 “ Mengenal Tuhan secara pribadi akan membuat kita mengenal diri sendiri.
-
Saat Petrus berkata bahwa Yesus Mesias, itu bukan dari buku atau pengajaran tertentu, tapi karena Bapa sendiri yang singkapkan.
-
Karena Petrus tahu siapa Yesus yang sebenarnya, maka Yesus tunjukkan siapa Petrus yang sebenarnya, destiny Petrus adalah batu karang, dan bukan buluh.
-
Mat 16: 21-23 “ Selain menunjukkan destiny Petrus, Yesus juga menunjukkan kelemahannya
-
Kita harus tahu siapa kita dan destiny kita dalam anugerah Tuhan. Tapi juga perlu mengenali siapa diri kita sebagai manusia, karena itulah musuh terbesar kita.
-
Sebagian besar nama yang mengandung kata El, artinya mengandung Elohim: Betel (rumah Elohim), Elia (Elohim adalah Yahwe), Elisa (Elohim adalah juru selamat), Yehezkiel, dst.
-
Ada beberapa pengecualian, di antaranya nama RAHEL. Nama Rahel tidak mengandung unsur Elohim. Rahel artinya domba betina.
-
Banyak orang berfikir ada Tuhan dalam hidupnya, padahal tidak ada. Ini karena di luar tampilannya mirip dengan yang dari Tuhan.
-
Kej 29: 31 “ kemandulan Rahel tidak wajar. Tuhan melihat bahwa perlakuan Yakub timpang: Lea tidak dicintai, Rahel sangat dicintai.
Ada hal-hal buruk yang ingin Tuhan cabut dari diri Rahel.
1. Iri, berkompetisi, cemburu, tidak mau kalah
-
Kej 30: 1-2 “ Rahel tidak bisa hamil, tapi kemarahannya diarahkan kepada Yakub.
-
Kej 30: 3-8 “ Rahel berikan budaknya kepada Yakub supaya mendapat anak melalui Bilha.
-
Sepanjang hidup Rahel hanya diisi dengan iri, marah, cemburu, berkompetisi, dan tidak mau kalah dari kakaknya.
-
Tidak banyak orang yang mengerti dan menyadari keburukan di dalam dirinya. Oleh sebab itu kelemahan yang paling fatal adalah self rightousnous (kebenaran diri sendiri).
-
Tuhan seringkali ijinkan hal-hal yang tidak diinginkan untuk membentur kita, sehingga kita sadar keburukan di dalam diri kita.
-
Karena tidak ada Elohim di dalam Rahel, maka dia isi hatinya dengan yang bukan dari Tuhan, dan habiskan hidupnya bertahun-tahun untuk bergulat dengan Lea.
-
Apapun yang mulai mencondongkan hati kita dari Tuhan Yesus, jika dibiarkan maka hanya menunggu waktu sebelum kita jatuh.
-
Rahel mengisi hidupnya dengan perjuangan yang sia-sia dan konyol. Tuhan Yesus akhirnya lahir dari suku Yehuda yang merupakan keturunan Lea, bukan keturunan Rahel.
-
Jangan isi hidup dengan ego, kesombongan, kompetisi, cemburu, iri dan marah, karena itu membuat tidak ada lagi ruang bagi Yesus di hati kita.
-
Mari belajar mengampuni, belajar berdamai dengan semua orang, terutama dengan Tuhan. Pengampunan tidak akan mengubah masa lalu kita, tapi memperbesar masa depan kita.
2. Tidak bersandar sepenuhnya pada Tuhan, tapi pada harta benda
-
Kej 31: 19, 34-35 “ Rahel mencuri terafim Laban.
-
Motif Rahel mencuri terafim ayahnya:
-
Kemungkinan Rahel adalah penyembah berhala, baru kenal Tuhan setelah jadi istri Yakub.
-
Motif ekonomi, untuk menjamin hidupnya kelak jika ada sesuatu terjadi pada Yakub.
-
Di jaman itu ada hukum tak-tertulis bahwa siapa yang mewarisi berhala keluarga, maka akan terima warisan sebagian besar harta keluarga.
-
Jika tidak ada Elohim dalam hidup seseorang, maka yang paling ditakutkan adalah kehilangan harta. Itu artinya menyembah mamon dan bukan Tuhan.
-
Tuhan mengerti bahwa kita membutuhkan uang. Tapi Tuhan tidak mau kita berharap pada uang/ materi.
3. Rahel adalah tipe orang yang tidak berfikir panjang.
-
Kej 35: 16-19 “ kematian Rahel.
-
Rahel adalah tipe orang yang tidak berfikir panjang. Saat menderita kesakitan, sebelum meninggal yang keluar dari mulutnya adalah ungkapan hati: anak kesengsaraanku (ben-oni).
-
Untungnya Yakub mengubah nama Ben-Oni menjadi Benyamin (son of my right hand).
-
Walau sudah diganti, nama Ben-oni tetap ada dampaknya:
-
Suku Benyamin pernah hampir punah, karena melakukan hal yang mengerikan.
-
Raja pertama Israel: Saul, adalah raja yang jahat.
-
Di Perjanjian Baru ada orang Farisi jahat bernama Saulus yang menganiaya jemaat. Beruntung Tuhan yang ubah jadi Paulus
-
Apa yang di hati kita, jika meluap dengan marah dan kutukan, akan berdampak buruk pada anak-cucu kita.
-
Semua didikan kita yang salah pada anak-anak kita, tidak ditempelkan pada Tuhan, akibatnya akan menyengsarakan kita di masa tua.
-
Orang murtad karena dibina oleh setan, bukan langsung berubah drastis dalam sehari. Langkah pertama iblis: hati kita digeser dari Tuhan sedikit dari sedikit.
-
Jika ada sesuatu selain Tuhan menumpuk di hati kita, maka hati kita tidak lagi terarah pada Tuhan, walau masih ber-agama. Tinggal tunggu satu alasan kecil untuk menyebabkan seseorang tidak ke gereja atau meninggalkan Tuhan.
-
Saat Elohim sudah tidak ada di dalam hati kita, maka ego kita akan berkuasa dan jadi musuh terbesar kita.
-
Kelak saat menghadap Tuhan, kita juga tidak bisa salahkan setan. Karena selalu ada pilihan yang merupakan tanggung-jawab kita pribadi.