Dari Bertahan hidup sampai berkelimpahan (Yosea Christiono)
-
Tuhan akan bawa kita kepada kelimpahan, sesuai janji Tuhan kepada Abraham. (Kej 12: 1-3)
-
Mengerti posisi kita saat ini menentukan kita akan bergerak ke mana, membuat kita mampu menanti janji Tuhan dengan tenang.
-
Kita tidak bisa meloncat dari posisi bertahan hidup langsung menuju kelimpahan, karena ada tahapan-tahapannya
-
Jika tidak ada peningkatan kehidupan, maka ada yang salah dalam hidup atau pola pikir kita.
-
Kelimpahan bukan hanya soal materi, tapi soal hati, mental dan jiwa yang harus memiliki pondasi untuk menerima kelimpahan.
-
Ul 28: 2 “ Perkataan jika menandakan adanya syarat untuk mendapatkan janji Tuhan: jika hati kita menempel dan memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan.
-
Hati yang menempel pada Tuhan akan mengalami suka-cita, mempengaruhi konsep berfikir, emosi, dan mental kita.
Kelimpahan secara materi
-
Fil 4: 10-13 – Paulus mengerti arti kekurangan maupun kelimpahan (ay 5).
-
Ada 5 tahapan kelimpahan, dan ini tidak ditentukan oleh berapa materi yang dimiliki
-
Bertahan hidup “ dilambangkan jari kelingking
-
Kekurangan “ dilambangkan jari manis
-
Cukup “ dilambangkan jari tengah
-
Lebih dari Cukup “ dilambangkan jari telunjuk
-
Kelimpahan “ dilambangkan jempol
-
Titik bertahan hidup berada di antara kenyang dan lapar.
-
Dari posisi bertahan hidup kita bisa mencapai kelimpahan melalui tahapan-tahapan seiring pengalaman dengan Tuhan, perubahan pola pikir, perubahan mental, kebiasaan hidup.
-
Yoh 10: 9-10 “ Tuhan Yesus datang untuk menyelamatkan kita. Kemudian Ia menjamin bahwa kita bisa bertahan hidup, bahkan mencapai untuk berkelimpahan.
Level Cukup “ Mzm 23: 1-2, 5-6
-
Saat Tuhan gembala kita, maka kita berada di posisi cukup, artinya tidak kekurangan.
-
Ay 5 “ Tuhan membawa dari level tidak kekurangan hingga level limpah
-
Ay 6 “ Frase kebajikan dan kemurahan berbicara tentang hati dan jiwa kita.
-
Fil 4: 11 “ Saat menulis ini posisi Paulus sebenarnya dalam kondisi kekurangan, bahkan kelaparan. Tapi Paulus memilih bersikap: belajar mencukupkan diri.
-
Level cukup adalah saat pemasukan seimbang dengan pengeluaran
-
Tuhan akan beri kita berkat. Tapi jika kita tidak bisa me-manage dengan baik, maka kita tidak akan pernah mencapai kelimpahan.
-
1Tim 6: 6-8 “ Paulus mengajarkan Timotius untuk mencukupkan diri dalam segala situasi, dan selalu bersyukur.
-
Saat kita berkata cukup, maka hati kita tenang (semeleh), tidak resah (kemrungsung).
-
Orang yang merasa kurang, seluruh pemikiran dipenuhi kekuatiran, sehingga saat ibadah Firman tidak bisa masuk.
-
Orang yang berkata cukup, beban pikiran hanya 40-60%, sehingga masih ada ruang untuk menerima Firman Tuhan.
-
Berkecukupan adalah ketika pemasukan saya seimbang dengan kebutuhan saya.
-
Ams 30: 7-9 “ Miskin artinya di level bertahan hidup. Kekayaan artinya di level lebih dari cukup atau limpah.
-
Rasa cukup itu membuat teduh, tidak resah (kemrungsung), dan memberikan kekuatan pada mental dan hati kita.
Level bertahan hidup
-
Mat 6: 25-26 “ Kita tidak perlu khawatir tentang hidup kita, karena Tuhan menjamin kita bisa bertahan hidup: pasti makan.
-
Jika bisa makan, ucapkan syukur, karena itu akan memberikan ketenangan pada jiwa kita.
-
Gengsi membuat pintu besar yang tertutup saat kita butuh pertolongan dari orang lain.
Tuhan bisa gunakan siapapun untuk membuat kita bertahan hidup.
Level Kekurangan
-
Pkh 5: 9 “ Orang yang tidak punya rasa cukup dan rasa puas, adalah orang yang di level kekurangan.
-
Orang yang cinta uang, tidak bisa memberi dengan sukacita.
-
Setiap orang berhak menilai dirinya sendiri, tetapi kerelaan mentaati kehendak Tuhan akan membawa kepada kelimpahan yang sesungguhnya.
-
Perpuluhan adalah hak Tuhan. Sekedar memberi perpuluhan, artinya sekedar mengembalikan hak Tuhan, maka tidak akan bisa mencapai kelimpahan, karena masih cinta uang.
-
Memberi harus dengan SUKACITA dan BERTANGGUNG-JAWAB.
Kelimpahan secara Jiwa (3Yoh 1: 2)
-
Baik-baik dan sehat-sehat dalam segala sesuatu: mental, emosi, keuangan, materi, hubungan, pekerjaan. Saat jiwa kita baik-baik, maka segala sesuatu akan baik-baik.
-
Jiwa yang limpah mengatakan bahwa dirinya limpah dan lebih dari cukup, maka segala sesuatunya akan lebih dari cukup dan limpah.
-
Jiwa yang limpah memiliki kelonggaran dalam segala hal.
-
Jiwa yang berkelimpahan:
-
Bersumber dari hati yang berharap dan mengandalkan Tuhan (Yer 17: 7-8)
-
Memiliki emosi yang sehat karena diterima, dicintai, dan memiliki gairah kehidupan (Mat 3: 17)
-
Memiliki pikiran Kristus yang mengenal kehendak Bapa dan berhati hamba (Fil 2: 1-5)
-
Memiliki kehendak yang sejalan dengan kehendak Tuhan (Rm 12: 2)
-
Setiap kita punya destiny spesial. Membandingkan hidup kita dengan orang lain membuat level hidup kita tidak bisa naik, jadi iri hati, tidak tenang, susah menerima masukan.
-
Kelimpahan adalah memiliki SANGAT BANYAK KELONGGARAN dalam segala sesuatu: Untuk memberi, untuk perduli, untuk mengasihi, untuk mendengarkan, untuk menolong, untuk menasehati, untuk memperhatikan, untuk berkorban, untuk taat, untuk memberkati.
-
Kita atur keuangan, sehingga punya simpanan/ tabungan. Sehingga saat tergerak untuk memberi, kita bisa memberi dengan bebas.
-
Salah satu kesedihan: ingin memberi, tapi tidak punya.
-
Orang yang perduli: tidak hanya melihat kepentingan sendiri. Saat orang lain membutuhkan bantuan, kita bisa melihat kebutuhannya dan mengulurkan tangan untuk membantu.
-
Ams 19: 17 “ Perpuluhan membuka tingkap langit di atas kita. Tetapi berapa berkat yang kita terima tergantung dari kemurahan dan kelimpahan hati kita dalam memberi.
-
2Kor 8: 2-3 “ Makedonia adalah jemaat yang miskin secara materi, tapi memiliki mental memberi. Mereka memberi melampaui kemampuan mereka.
-
2Kor 8: 7 “ Ada sukacita besar dalam melayani Tuhan.
-
Why 3: 15-19 “ Kondisi kita di hadapan Tuhan. Kita bisa saja kaya secara materi, tapi Tuhan bisa melihat kita sebaliknya.