Gaya Hidup Yesus (Yosea D Christiono)
-
Setiap orang membutuhkan figur yang baik untuk dicontoh.
-
Tuhan menyelamatkan kita dengan harapan supaya kita menjadi anak-anak Allah yang berkarakter seperti Dia
-
Pertumbuhan pribadi kita harus mengarah menjadi seperti Yesus. Yesus harus jadi pola hidup.
-
Tuhan Yesus mempunyai gaya hidup tertentu, dan kita wajib hidup seperti Kristus telah hidup. (1 Yoh 2: 3-6)
-
Kita adalah manusia batiniah, bertumbuh setiap hari dalam pembacaan dan perenungan FT, doa, pelayanan, dll. Maka harus ada perubahan: buah-buah Roh jadi bagian karakter kita.
-
Semakin kuat hal-hal Ilahi dalam hidup kita, maka tanpa sadar kita sudah meninggalkan hal-hal daging.
1. Yesus tahu tujuan hidupNya, dan mengerjakannya dengan cinta (Yoh 4: 34)
-
Tujuan hidup Yesus: melakukan kehendak Bapa dengan kasih dan cinta. Ini membuat Yesus bisa menghadapi sesulit apapun yang terjadi.
-
Memiliki tujuan hidup yang konkrit itu penting. Karena membuat kita bisa melihat kemungkinan hambatan yang ada, merancang strategi untuk mencapainya, ada sesuatu yang dikejar.
2. Yesus tumbuh dan hidup dalam sebuah keluarga (Luk 2: 49-52)
-
Yesus menikmati semua proses hidupnya, tahu tujuan hidupNya kelak, tapi tetap bertumbuh-dibentuk-menundukkan diri kepada Yusuf dan Maria, dan tinggal dalam asuhan mereka.
-
Tidak ada tempat yang lebih baik selain di keluarga, karena di sana ada penerimaan dari orang-tua dan saudara.
-
Jika kita tidak punya keluarga yang ideal, masih ada Bapa di surga yang bisa menggantikan orang-tua kita.
-
Keluarga yang gagal tidak boleh jadi alasan untuk menyalahkan orang lain, menyalahkan hidup kita, mundur, lalu tidak berbuat apa-apa.
3. Yesus menjalani hidupNya dengan kuasa (Mat 9: 4-8)
-
Setelah lahir baru dan terima babtisan Roh Kudus, maka ada kuasa Tuhan di dalam kita.
-
Hidup dalam kuasa Tuhan: tidak ada ketakutan dan kekuatiran, percaya Tuhan sertai, tidak mudah terpuruk karena keadaan, tahu cara meng-aplikasikan Firman dalam berbagai situasi.
-
Kuasa Tuhan harus dipraktekkan: doa kesembuhan, doa pelepasan, mengusir setan, dll. Jika tidak dicoba praktek, tidak akan pernah bisa.
4. Yesus bergaul dengan semua level orang, termasuk orang berdosa (Mat 9: 9-12)
-
Jika iman kita tidak kuat, lalu kita bergaul dengan orang berdosa, kita akan ikut berdosa.
-
Jika kita taat pada kebenaran, kita akan tahu batas: kapan berbicara, kapan berhenti, tidak takut terpengaruh keburukan orang lain.
-
Kita perlu bergaul sebagai jembatan hubungan, sehingga saat kita harus masuk untuk melayani, ada pintu terbuka.
-
Apakah kita membangun jembatan, atau memutuskan jembatan dengan semua orang?
5. Yesus konfrontasi dengan roh agamawi (Mat 9: 14-17)
-
Taurat membuat kita mengerti arti dosa, karena larangan membuat kita mengerti pelanggaran. Yesus menggenapkan dan menyempurnakan pengajaran Taurat.
-
Saat seseorang menuntut orang lain menurut Taurat, Yesus muncul dengan bahasa anugerah.
-
Beranikah ber-konfrontasi dengan roh agamawi di sekitar kita?
-
Kita harus berdoa karena percaya pada penyertaan Tuhan, bukan karena takut.
-
Konfrontasi hanya dilakukan pada: orang yang bertanya pada kita, dan orang-orang di bawah kita: pasangan, anak-anak, jiwa-jiwa yang kita gembalakan.
-
Mari meniru manusia batiniah Yesus, jangan hanya penampilan luarnya
6. Yesus mengajar dengan sederhana (Luk 12: 1-2)
-
Yesus mengajar dengan sederhana: benih, pohon, buah, ragi, domba, kasut, jubah, ikan, semua yang dikenal dan dijumpai orang banyak sehari-hari.
-
Jika harus menjelaskan sesuatu, usahakan supaya menjelaskan secara sederhana, sesuai kebutuhan. Penjelasan kita harus membuat kita semakin cinta Tuhan, bukan semakin muak.
7. Tuhan meng-kloning-kan diriNya kepada murid-muridNya (Luk 10: 1-3, 17-20)
-
Tuhan meng-kloning diriNya, mengajari dan melatih murid-muridNya untuk melakukan seperti yang Yesus lakukan.
-
Bagikan hidup kita dalam Tuhan kepada orang-orang lain, sehingga mereka juga mengalami Tuhan.