Pondasi Keluarga (Philip Mantofa)

  • Gereja yang berhasil dimulai dari hubungan yang berhasil.

  • Orang pertama yang Tuhan percayakan pada kita bukan orang-orang dalam pekerjaan atau pelayanan kita, tapi keluarga kita.

  • Kita boleh dan seharusnya penuh pewahyuan, karunia, perkara surgawi, dll. Tapi tetap harus menapak di bumi, Artinya ada kehidupan nyata yang harus dikelola.

  • Setiap anak Tuhan harus menjaga keseimbangan antara karunia-pelayanan-karir dengan keluarga.

  • 1Kor 13: 13 “ Saat iman mulai mengorbankan kasih, maka terjadi salah prioritas.

  • Iman bekerja melalui kasih. Seorang yang beriman luar biasa, tapi hidup kasihnya runtuh/ rapuh, maka di mata Tuhan pelayanannya tidak dengan segenap hati.

  • Meninggalkan keluarga untuk pelayanan adalah iman tanpa kasih, atau iman yang mengorbankan kasih (1Kor 13: 1-3)

  • Sistem upah Allah adalah kasih, seberapa kita mengasihi orang lain (Mat 25: 31-46).

  • Cermin yang menunjukkan apakah kita hidup dalam kasih adalah orang-orang di sekitar kita, yaitu keluarga: istri dan anak-anak kita.

  • Kelak Tuhan tidak menanyakan pencapaian-pencapaian kita, karena yang melepaskan, menyembuhkan, memberkati adalah nama Yesus, artinya Tuhan sendiri yang melakukan.

  • Kita harus belajar mengasihi, sehingga kita bisa lulus ujian kasih. Iman tidak perlu diuji, karena iman sekecil biji sesawi bisa memindahkan gunung.

  • Tipuan iblis: Manusia mengejar sukses sedemikian sehingga keluarganya tidak bisa menikmati, bahkan justru kehilangan.

  • Jika tidak bisa menikmati keluarga saat kekurangan, saat sukses juga tetap tak akan bisa menikmati.

  • Sukses, mujizat, lawatan Tuhan, pencapaian, jemaat berkembang, semua adalah bonus. Tapi yang utama: sudahkah belajar mengasihi dan sukses mengasihi. Takarannya keluarga kita.

  • Jangan letakkan status dan identitas di atas keberhasilan karir dan pelayanan, tapi takaran kesuksesan adalah keluarga inti. Utamakan keluarga lebih dari pelayanan-pekerjaan-karir

  • Gembala yang sehat mengatur prioritasnya: 1. Tuhan Yesus; 2. Keluarga; 3. Pelayanan/ pekerjaan.

  • Kasih dan usia manusia terbatas. Manusia tidak mampu memberikan kasih agape kepada semua orang, maka harus profesional mengelola kasih, sehingga bisa mengerjakan visi Bapa.

  • Saat hubungan keluarga sehat, maka gereja sehat.

  • Salah satu fungsi urapan Tuhan di hidup kita: membuat pengelihatan akan posisi tiap-tiap orang di hidup kita menjadi jelas, sehingga kita bertindak bijaksana

  • Mengelola kasih membuat kita lebih mudah mengambil keputusan.

  • Di pelayanan atau pekerjaan kita hanyalah salah satu yang bisa mengerjakan, tapi di keluarga kita adalah satu-satunya ayah atau ibu bagi anak-anak.

 

Mengapa kita harus mengelola kasih

1. Tidak semua orang punya nilai yang sama dalam hidup kita.

  • Jangan diputar balik: orang yang harusnya jadi VIP di hidup kita, malah tidak mendapat prioritas

  • Yesus punya prioritas: Ada lingkaran kepercayaan yang terdiri dari 70 murid, 12 rasul, 3 murid (inner-circle), dan Yohanes (murid terkasih). Di luar 3 lingkaran ini adalah lingkaran pengaruh.

  • Kasih terhadap “lingkaran pengaruh” tidak boleh lebih besar dari kasih terhadap “lingkaran kepercayaan”

  • Pusat kehidupan kita: Yesus. Yesus yang memerintah dalam pernikahan, dalam rumah-tangga, dalam pelayanan, dalam pekerjaan, dll.

  • Lingkaran kedua adalah hanya bagi pasangan hidup, tidak boleh ada orang ke-3, termasuk anak, orang-tua, apalagi teman  seberapapun rohani atau ber-karunia-nya orang itu.

  • Saat orang lain masuk ke lingkaran kedua, maka pernikahan akan jadi renggang.

  • Warisan paling berharga bagi anak: pernikahan orang-tua yang bahagia, karena jiwanya utuh.

  • Suami-istri adalah satu tubuh. Keputusan tentang hal-hal di luar keluarga, harus berdasar kesepakatan suami-istri.

  • Cara memasukkan orang lain ke dalam lingkaran kedua adalah dengan menceritakan masalah rumah-tangga kepada orang lain, terutama lawan jenis.

 

2. Agar kita mengerti cara meresponi setiap orang.

  • Jika kita mengerti prioritas, maka kita bisa menolak orang lain tanpa harus merasa bersalah.

  • Saat kita berkata ya pada sesuatu, artinya kita sedang berkata tidak untuk hal lain: ada pilihan antara keluarga dan pelayanan, ada pilihan antara tidur/ istirahat dan kegiatan.

  • Untuk suatu alasan yang tepat, kadang kita perlu berkata TIDAK

  • Hidup selalu dilema, maka Tuhan memberi kita kuasa untuk mengambil keputusan. Salah satu buah Roh adalah penguasaan diri, ini adalah kunci di tangan kita.

  • Antara pelayanan dan keluarga keduanya baik, keduanya untuk Tuhan dan menyenangkan Tuhan. Tapi harus dipilih. Kadang harus utamakan pelayanan, kadang harus keluarga.


3. Supaya akhirnya kita bisa menyelesaikan pekerjaan Bapa dalam hidup kita.

  • Yesus Maha Kuasa, tapi tahu batasan-batasan pelayananNya.

  • Kesuksesan bukanlah seberapa banyak uang kita, tapi seberapa banyak kasih yang kita curahkan dalam hati orang-orang yang mencintai kita.

  • Jangan berusaha melakukan segala sesuatu, lakukan hanya yang Tuhan gariskan bagi kita

 

You may also like

Leave a comment