Sauh dan Patok (Petrus Agung)

  • Keinginan-keinginan manusia seringkali tidak bisa diungkapkan dengan mudah dan tepat, dan mudah berubah-ubah.

  • Di dalam permintaan kita, tercermin kedewasaan kita. Ada permintaan-permintaan yang berkualitas, dan ada yang kelihatan tidak berkualitas.

 

1. Sauh/ jangkar (Ibr 6: 19-20)

  • Jiwa kita perlu sesuatu yang kuat dan aman karena jiwa manusia labil, keinginan kita bisa berubah setiap saat, banyak orang tidak mengenali siapa dirinya dan apa yang dia inginkan.

  • Jangkar: simbol orang Kristen di abad-abad awal, untuk menghindari aniaya. Jangkar = anchor (inggris) = agkura (gerika), dipelesetkan jadi “in Curio” (di dalam Tuhan).

  • Fungsi jangkar:

    • Keputusan untuk berhenti di suatu titik.

    • Menjaga supaya kapal terpegang dengan kuat, tidak terseret, terhempas, atau tenggelam oleh badai “ peristiwa kapal yang membawa Paulus ke Roma dan dihantam badai.

  • Orang yang kehilangan pengharapan, atau membiarkan pengharapan dikikis: tidak akan bertahan lama.

  • Orang yang membiarkan pengharapannya kuat akan bertahan dengan luar biasa.

  • Yesus adalah jangkar yang paling ajaib. Dia bisa meneduhkan angin ribut.

  • Sekalipun tidak ada seorangpun yang mengerti dan perduli kepada kita, kita punya Tuhan yang ajaib, mengerti dan perduli pada kita.

 

2. Patok (Yes 54: 2)

  • Patok gunanya untuk mengikat tali-tali tenda, karena:

    • Bebannya banyak.

    • Menahan supaya kemah jangan terbawa angin.

  • Jangkar diturunkan saat kapal diserang badai, supaya kapal tidak karam. Patok harus ditanam kuat, supaya mampu menahan kemah dari serangan angin topan/ taifun/ badai.

  • 1Yoh 2:16 – Keangkuhan berasal dari kata Yunani yang akar katanya sama dengan taifun

  • Banyak taifun/ badai dalam hidup kita karena kita datangkan sendiri: kesombongan kita.

  • Hidup kita perlu patok sejati: Tuhan Yesus sendiri.

 

Wadah yang besar membutuhkan jangkar dan patok yang kuat.

  • Wadah yang besar itu bisa mendatangkan taifun karena kesombongan kita.

  • Kerendahan hati adalah sikap dan kesadaran bahwa kita tidak bisa apapun tanpa Tuhan.

  • Kesombongan terlihat dari perilaku kita: merasa hebat, merasa penting, berhak menghakimi.

  • Orang yang sadar bahwa hidupnya tidak bisa tanpa Tuhan, tidak akan mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak diucapkan.

  • Kesombongan mendatangkan taifun bagi diri kita sendiri. Orang yang sombong cenderung pemarah dan mudah tersulut.

  • Patok dan jangkar baru bekerja baik jika dibenamkan ke bawah. Artinya untuk mengatasi badai dan menangani wadah yang besar: diperlukan kerendahan hati.

 

You may also like

Leave a comment